Ternyata Memek Gadis di Bawah Umur Sungguh Nikmat dan Hangat


Agen-Poker-Domino-Ceme-dan-Capsa-Susun-Nomor-Satu-di-Indonesia-AGENPOKER.BIZ

SEX NIMAT - Kakek tua yang seharusnya mencari bekal untuk persiapan kematiannya malah justru berbuat cabul terhadap cucunya. Dasar tua-tua keladi, makin tua makin menjadi, nafsu telah membutakan segalanya. Seperti apa kisah cerita sex sedarah ini, simak berikut ini..
Perkenalkan namaku Budy, saat ini usiaku telah menginjak 61 tahun. Boleh dibilang untuk urusan main perempuan aku pakarnya. Ini bisa kukatakan karena pada saat usiaku 13 tahun aku sampai menghamili 3 temanku sekaligus. Dan di usiaku ke 17 sampai dengan 5 orang teman yang aku hamili, satu di antaranya Weni, seorang gadis peranakan Belanda dan Cina yang pada akhirnya aku terpaksa mengawininya karena hanya dia yang ambil risiko untuk melahirkan bayi atas kenakalanku dibanding gadis lain. Weni sampai memberiku 3 orang anak, tetapi selama aku mendampinginya dalam hidupku, aku masih juga bermain dengan perempuan sampai usiaku 50 tahun, inipun disebabkan karena Weni harus tinggal di Belanda karena sakit yang dideritanya hingga akhir hayatnya yaitu 5 tahun yang lalu, otomatis aku harus mendampinginya di Belanda sementara ketiga anakku tetap di Indonesia.
Kira-kira satu tahun yang lalu petualanganku dengan perempuan terjadi lagi, tapi kali ini orangnya adalah yang ada hubungan darah denganku sendiri yaitu Dea dan Marsha, keduanya merupakan cucuku sendiri. Satu tahun yang lalu, anakku yang kedua mengontakku di Belanda yang memberitahukan bahwa kakaknya yaitu anakku yang pertama dan istrinya mengalami kecelakaan yang akhirnya harus meninggalkan dunia ini. Aku pun langsung terbang ke Jakarta. Setiba di Jakarta aku lansung menuju ke rumah anakku, di sana aku menemukan anakku dan istrinya telah terbujur kaku dan kulihat Dea dan adiknya Marsha sedang menagis meraung-raung di depan kedua jenazah itu. Sewaktu kutinggal ke Belanda, Dea dan Marsha masih kecil. Setelah peguburan jenazah kedua anakku, atas anjuran anakku yang kedua, aku diminta untuk tinggal di Jakarta saja dan tidak usah kembali ke Belanda, aku harus menjaga kedua cucuku, aku pun setuju. Sejak saat itu, aku pun tinggal di Indonesia.
Satu minggu aku sudah tinggal di rumah almarhum anakku, dan kutahu Dea usianya 16 tahun (kelas 1 SMA) sedangkan adiknya Marsha usianya 14 tahun (kelas 2 SMP) ini kutahu karena tugasku sekarang menjaga dan mengantarkan cucuku sekolah. Dea sudah tumbuh menjadi anak gadis tetapi kelakuannya agak nakal, setiap pulang dari sekolah bukannya belajar malah main ke temannya sampai jam 09.00 malam baru kembali, di saat aku sudah tertidur.


AGEN POKER - Suatu hari ketika Dea pulang aku masih terbangun, Dea langsung masuk kamar setelah mandi dan berdiam di dalam kamarnya yang membuat aku penasaran melihat sikap Dea, sampai di depan kamarnya sebelum kuketuk aku coba mengintip dari lubang pintu dan aku terkaget-kaget melihat apa yang dilakukan Dea di kamarnya. TV di kamar itu menyala dimana gambarnya film porno, sedangkan Dea sedang mengangkat roknya dan jarinya ditusukkan ke dalam lubang kemaluannya sendiri. Aku mengintipnya hampir 15 menit lamanya yang membuat aku tidak sadar bahwa batang kemaluanku mulai mengeras dan celanaku basah. Setelah itu kutinggalkan Dea yang masih onani, sedang aku pun ke kamar untuk tidur, tapi dalam tidurku terbayang kemaluan Dea.
Paginya aku bangun terlambat karena mimpiku. Dea dan Marsha sudah berangkat sekolah naik angkutan kota. Sore hari aku kembali setelah mengurus surat-surat kuburan anakku. Ketika aku masuk ke ruang keluarga, aku sempat terkejut melihat Dea sedang menonton TV, pikirku tumben sore-sore Dea ada di rumah dan aku makin terkejut ketika aku menghampiri Dea, Dea sedang melakukan onani sementara TV yang ia tonton adalah film porno yang tadi malam sudah dilihatnya. Dea pun tidak tahu kalau aku sedang memperhatikannya dimana Dea sedang asyik-asyiknya onani.
“Dea… kamu lagi… ngapain?”
“Uh… kakek.. ngagetin aja… nih…”
Dea yang kaget langsung menutupinya dengan rok dan memindahkan channel TV.
“Kamu kaget.. yach, kamu.. belajar begini sama siapa.. kamu ini bandel yach..”
“Belajar dari film dan bukunya temen, tapi Dea.. nggak bandel loh… Kek…”
“Sini Kakek.. juga mau nonton,” kataku sambil duduk di sebelahnya.”Kakek mau nonton juga.. Kakek nggak marah sama Dea khan?” katanya agak manja sambil melendot di bahuku.
“Nggak… ayo pindahin channel-nya!”
Gambar TV pun langsung berubah menjadi film porno lagi. Tanpa bergeming, Dea asyik menatap film panas itu sementara nafasku sudah berubah menjadi nafsu buas dan batang kemaluanku mulai mengeras berusaha keluar dari balik celanaku. “Dea… mau Kakek pangku.. nggak?” Tanpa menoleh ke arahku Dea bergeser untuk dipangku. Dea yang sudah meloloskan celana dalamnya merasa terganggu ketika kemaluannya yang beralaskan roknya tersentuh batang kemaluanku yang masih tertutup celana.
“Ah.. Kakek.. ada yang mengganjal lubang kemaluan Dea nih dari bawah.”
“Supaya nggak ganjal, rok kamu lepasin aja, soalnya rok kamu yang bikin ganjal.”

Agen-Poker-Domino-Ceme-dan-Capsa-Susun-Nomor-Satu-di-Indonesia-AGENPOKER.BIZ

AGEN DOMINO INDONESIA - Tiba-tiba Dea menungging dipangkuan melepaskan roknya, badannya menutupi pemandanganku ke arah TV tapi yang kulihat kini terpampang di depan mukaku pantat Dea yang terbungkus kulit putih bersih dan di bawahnya tersembul bulu-bulu tipis yang masih halus menutupi liang kemaluannya yang mengeluarkan aroma bau harum melati.
“Dea.. biar aja posisi kamu begini yach!”
“Ah.. Kakek, badan Dea khan nutupin Kakek… nanti Kakek nggak lihat filmnya.”
“Ah.. nggak apa-apa, Kakek lebih suka melihat ini.”
Pantatnya yang montok sudah kukenyot dan kugigit dengan mulut dan gigiku. Tanganku yang kiri memegangi tubuhnya supaya tetap berdiri sedangkan jari tengah tangan kananku kuusap lembut pada liang kemaluannya yang membuat Dea menegangkan tubuhnya.
“Ah… Ah… ssh.. sshh…” Pelan-pelan jari tengahku kutusukkan lebih ke dalam lagi di lubamg kemaluannya yang masih sangat rapat. “Aw.. aw… aw.. sakit.. Kek…” jerit kecil Dea. Setelah lima menit jariku bermain di kemaluannya dan sudah agak basah, sementara lubang kemaluannya sudah berubah dari putih menjadi agak merah. Kumulai memainkan lidah ke lubang kemaluannya. Saat lubang kemaluan itu tersentuh lidahku, aku agak kaget karena lubang kemaluan itu selain mengeluarkan aroma melati rasanya pun agak manis-manis legit, lain dari lubang kemaluan perempuan lain yang pernah kujilat, sehingga aku berlama-lama karena aku menikmatinya.
“Argh… argh… lidah Kakek enak deh.. rasanya.. agh menyentuh memek Dea… Dea jadi suka banget nih.”
“Iya… Dea, Kakek juga suka sekali rasanya, memekmu manis banget rasanya.”
Dengan rakusnya kujilati lubang kemaluan Dea yang manis, terlebih-lebih ketika biji klitorisnya tersentuh lidahku karena rupanya biang manisnya dari biji klitorisnya. Dea pun jadi belingsatan dan makin menceracau tidak karuan. “Argh.. sshh.. agh… aghh… tidddaak… Kek… uenak… buanget… Kek.. argh… agh.. sshhh…” Hampir 30 menit lamanya biji klitoris Dea jadi bulan-bulanan lidahku dan limbunglah badan Dea yang disertai cairan putih kental dan bersih seperti lendir, mengucur deras dari dalam lubang kemaluannya yang langsung membasahi lubang kemaluannya dan lidahku. Tapi karena lendir itu lebih manis lagi rasanya dari biji klitorisnya langsung kutelan habis tanpa tersisa dan membasahi mukaku. “Arggghh.. aaawww… sshhh.. tolong… Kek… eennaak… baangeeet… deh…” Jatuhlah tubuh Dea setelah menungging selama 30 menit meniban tubuhku.
Setelah tubuhku tertiban kuangkat Dea dan kududukkan di Sofa, sementara badannya doyong ke kiri, aku melepaskan semua pakaianku hingga bugil dimana batang kemaluanku sudah tegang dan mengeras dari tadi. Kemudian kedua kaki Dea aku lebarkan sehingga lubang kemaluan itu kembali terbuka lebar dengan sedikit membungkuk kutempelkan batang kemaluanku persis di liang kemaluannya. Karena lubang kemaluannya masih sempit, kumasukkan tiga buah jari ke lubang kemaluannya, supaya lubang kemaluan itu jadi lebar. Ketika jari itu kuputar-putar, Dea yang memejamkan mata hanya bisa menahan rasa sakit, sesekali ia meringis. Setelah 5 menit lubang kemaluannya kuobok-obok dan terlihat agak lebar, kutempelkan batang kemaluanku tepat di lubang kemaluannya, lalu kuberikan hentakan. Tapi karena masih agak sempit maka hanya kepala kemaluanku saja yang bisa masuk. Dea pun menjerit.
“Awh… sakit.. Kek… sakit.. banget…”
“Sabar… sayang… nanti juga enak.. deh…”


BANDAR CEME INDONESIA - Kuhentak lagi batang kemaluanku itu supaya masuk ke lubang kemaluan Dea, dan baru yang ke-15 kalinya batangan kemaluanku bisa masuk walau hanya setengah ke lubang kemaluan Dea. Dea pun 15 kali menjeritnya. “Ampun… Kek… sakit.. banget… ampun!” Karena sudah setengah batang kemaluanku masuk, dan mulai aku gerakan keluar-masuk dengan perlahan, rasa sakit yang dirasakan Dea berubah menjadi kenikmatan.
“Kek.. Kek.. gh… gh… enak.. Kek… terus.. Kek.. terus.. Kek… batang.. Kakek.. rasanya… sampai.. perut Dea.. terus… Kek!”
“Tuh.. khan… benar.. kata Kakek… nggak.. sakit lagi sekarang.. jadi enak.. kan?”
Dea hanya mengangguk, kaus yang digunakannya kulepaskan berikut BH merah mudanya, terlihatlah dengan jelas payudara Dea yang baru tumbuh tapi sudah agak membesar dimana diselimuti kulit putih yang mulus dan di tengahnya dihiasi puting coklat yang juga baru tumbuh membuatku menahan ludah. Lalu dengan rakusnya mulutku langsung mencaplok payudara itu dan kukulum serta kugigit yang membuat Dea makin belingsatan.
Setelah satu jam, lubang kemaluan Dea kuhujam dengan batang kemaluanku secara ganas, terbongkarlah pertahanan Dea yang sangat banyak mengeluarkan cairan lendir dari dalam lubang kemaluannya membasahi batanganku yang masih terbenam di dalam lubang kemaluannya disertai darah segar yang otomatis keperawanan cucuku Dea telah kurusak sendiri. Dea pun menggelepar lalu ambruk di atas Sofa. “Agh… agh.. agh.. argh… argh… sshh… ssshh… argh… gh.. gh… Dea… keluar.. nih.. Kek.. aw… aw…”
Lima belas menit kemudian aku pun sampai pada puncak kenikmatan, dimana tepat sebelum keluar aku sempat menarik batang kemaluanku dari lubang kemaluan Dea dan menyemburkan cairan kental hangat di atas perut Dea dan aku pun langsung ambruk meniban tubuh Dea. “Aw.. agh.. agh.. Dea.. memekmu.. memang.. luar biasa, kontol Kakek.. sampai dipelintir di dalam memekmu…agh… kamu.. me.. memeng… hebat…”
Setengah jam kemudian, dengan terkaget aku terbangun oleh elusan tangan lembut memegangi kontolku.
“Kakek… habis… ngapain.. Kakak Dea… kok… Kakak Dea dan Kakek telanjang… kayak habis.. mandi.. Marsha juga.. mau dong telanjang.. kayak… Kakek dan.. Kakak Dea.”
“Hah.. Marsha jangan… telanjang!”
Tapi perkataanku kalah cepat dengan tindakannya Marsha yang langsung melepaskan semua pakaiannya hingga Marsha pun bugil. Aku terkejut melihat Marsha bugil dimana tubuh anak umur 14 tahun ini kelihatan sempurna, lubang kemaluan Marsha yang masih gundul belum tumbuh bulu-bulu halus tetapi payudaranya sudah mulai berkembang malah lebih montok dari payudara Dea.  Kulit tubuh Marsha pun lebih putih dan mengkilat dibanding kulit tubuh Dea, sehingga membuat nafsu seks-ku kembali meningkat.
“Kek… Marsha kan tadi ngintip ketika perut Kakak Dea dimasukin sama punya kakek.. Marsha juga mau dong.. kata mama dan papa, kalau Kakak Dea dapat sesuatu pasti Marsha juga dapat.”
“Oh… mama dan papa bilang begitu yach, kamu memang mau perut kamu dimasukin punya Kakek.”
“Iya.. Kek.. Marsha mau sekali.”

 Agen-Poker-Domino-Ceme-dan-Capsa-Susun-Nomor-Satu-di-Indonesia-AGENPOKER.BIZ

CAPSA SUSUN INDONESIA - Tanpa banyak basa-basi kusuruh Marsha terlentang di atas karpet. Dengan agak riang Marsha langsung terlentang, aku duduk di sampingnya kedua kakinya aku lebarkan sehingga lubang kemaluannya yang gundul terlihat jelas. Kusuruh Marsha menutup mata. “Marsha sekarang tutup matanya yach, jangan dibuka kalau Kakek belum suruh, nanti kalau sakit Marsha hanya boleh bilang sakit.” Marsha pun menuruti permintaanku. Lubang kemaluannya kuusap dengan jari tengahku dengan lembut dan sesekali jariku kumasukkan ke lubang kemaluannya. Tangan kiriku dengan buasnya telah meremas payudaranya dan memelintir puting yang berwarna kemerahan. Marsha mulai menggelinjang. Dia tetap memejamkan matanya, sedang mulutnya mulai nyerocos. “Ah… ah… ah.. sshh.. ssh…” Kedua kakinya disepakkan ketika jari tengahku menyentuh klitorisnya. Lidahku mulai menjilati lubang kemaluannya karena masih gundul, dengan leluasa lidahku mengusapliang kemaluannya sampai lidahku menyentuh klitorisnya. Dikarenakan usianya lebih muda dari Dea maka lubang kemaluan dan klitoris Marsha rasanya belum terlalu manis dan 10 menit kemudian keluarlah cairan kental putih yang rasanya masih hambar menetes dengan derasnya dari dalam lubang kemaluannya membasahi lidahku yang sebagian tidak kutelan karena rasanya yang masih hambar sehingga membasahi paha putihnya.
“Ah… ah… ngeh.. ngeh… Marsha.. basah nih Kek…” Kuambil bantal Sofa dan kuganjal di bawah pantat Marsha sehingga lubang kemaluan itu agak terangkat, lalu kutindih Marsha dan kutempelkan batang kemaluanku pada lubang kemaluannya yang masih berlendir.  Kuhentak batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Marsha yang masih lebih rapat dari lubang kemaluan Dea. Kuhentak berkali-kali kemaluanku sampai 25 kali baru bisa masuk kepala kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha. 25 kali juga Marsha menjerit.
“Aw.. aw.. sakit.. Kek… sakit.. sekali..”
“Katanya kamu mau perutmu aku masukin punya Kakek seperti lubang kemaluan Kakak Dea.”
“Iya Kek… Marsha mau… Marsha tahan aja deh sakitnya.”
Kepala kemaluanku yang sudah masuk ke lubang kemaluan Marsha kehentak sekali lagi, kali ini masuk hampir 3/4-nya batang kemaluanku ke lubang kemaluan Marsha, ini karena lubang kemaluan Marsha masih licin sisa lendir yang tadi dikeluarkannya. “Hegh… hegh… hegh.. iya Kek sekarang Marsha nggak sakit lagi… malah enak.. rasanya di perut Marsha ada yang dorong-dorong… Hegh.. Hegh…” komentar Marsha ketika menahan hentakan batang kemaluanku di lubang kemaluannya. Setelah 30 menit lubang kemaluannya kuhujam dengan hentakan batang kemaluanku, meledaklah cairan kental dan tetesan darah dari lubang kemaluan Marsha keluar dengan derasnya yang membasahi kemaluanku dan pahanya. Marsha pun langsung pingsan. “Arrgh.. arrghh.. ssh… Kek… Marsha.. nggak kuat… Kek… Marsha.. mau pingsan… nih… nggak.. ku.. kuaatt…”
Pingsannya Marsha tidak membuatku mengendorkan hentakan kemaluanku di lubang kemaluannya yang sudah licin, malah membuatku makin keras menghentaknya, yang membuatku sampai puncak yang kedua kalinya setelah yang pertama kali di lubang kemaluannya Dea, tapi kali ini aku tidak sempat menarik batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluan Marsha sehingga cairan kental hangat itu kubuang di dalam perut Marsha dan setelah itu baru kulepaskan batang kemaluanku dari lubang kemaluan Marsha yang masih mengeluarkan lendir. “Ah.. ah… ser… ser… ser… jrot.. jrot.. agh… ag.. ssh… argh…” Tubuhku pun langsung ambruk di tengah Marsha yang pingsan di atas karpet dan Dea yang tertidur di sofa. Satu jam kemudian aku terbangun di saat batang kemaluanku berasa dijilat dan ketika aku melirik aku melihat Dea dan Marsha sedang bergantian mengulum batang kemaluanku dan menjilati sisa cairan lendir tadi, kuusap kedua kepala cucuku itu yang lalu kusuruh keduanya mandi.
“Dea.. sudah.. sayang.. sana ajak adikmu.. bersih-bersih dan mandi setelah itu kita ke Mall, beli McDonal.. ayo sayang!”
“Kek.. Dea puas deh.. lain.. kali lagi yach Kek!”
“Asyik beli McDonal.. tapi lain kali lagi yach… Kek, perut Marsha jadi hangat.. deh.. enak..”
“Iya.. sayang.. pasti lagi.. ayo sekarang Kakek yang mandiin.”
Setelah itu kami pun mandi bertiga, sejak saat itu kedua cucuku selalu tiap malam minta coba lagi keganasan batang kemaluanku. Aku pun tersenyum bangga bahwa aku memang penakluk perempuan, walau perempuan yang aku taklukan adalah kedua cucuku yang sekarang tinggal bersamaku.



========================================================================




Apakah anda sudah memiliki user ID untuk bermain Poker ? Jika belum segera hubungi Customer Service Online kami di WWW.AGENPOKER.BIZ dan Customer Service 24 jam kami akan melayani anda dengan ramah mengenai proses registrasi dan deposit.

Agenpoker.Biz Merupakan Solusi Judi Poker Online Terbaik Dalam Permainan Poker

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.