Kusetubuhi Tanteku Yang Janda Dan Anak Gadisnya Yang Binal

Agen-Poker-Domino-Ceme-dan-Capsa-Susun-Nomor-Satu-di-Indonesia-AGENPOKER.BIZ

SEX NIMAT - Enam tahun aku tinggal di rumah tante Jasmin selama sekolah SMA sampai D3-ku, sebelum akhirnya aku lulus wisuda pada sebuah sekolah pelayaran yang mengantarku keliling dunia. Kini hampir tujuh tahun aku tidak menginjakkan kakiku di sini. Sama sekali tidak banyak perubahan pada rumah Tante Jas. Aku bayangkan pula si Jenifer yang dulu masih umur lima tahun saat kutinggalkan, pasti kini sudah besar, kelas enam SD.
Kulirik jarum jam tanganku, menunjukkan pukul 23:00 tepat. Masih sesaat tadi kudengar deru lembut taksi yang mengantarku ke desa Kebun Agung, sleman yang masih asri suasana pedesaannya ini. Suara jangkrik mengiringi langkah kakiku menuju ke pintu samping.
Sejenak aku mencari-cari dimana dulu Tante Jas meletakkan anak kuncinya. Tanganku segera meraba-raba ventilasi udara di atas pintu samping tersebut. Dapat. Aku segera membuka pintu dan menyelinap masuk ke dalam.
Sejenak aku melepas sepatu ket dan kaos kakinya. Hmm, baunya harum juga. Hanya remang-remang ruangan samping yang ada. Sepi. Aku terus saja melangkah ke lantai dua, yang merupakan letak kamar-kamar tidur keluarga.
Aku dalam hati terus-menerus mengagumi figur Tante Jas. Walau hidup menjada, sebagai single parents, toh dia mampu mengurusi rumah besar karyanya sendiri ini. Lama sekali kupandangi foto Tante Jas dan Jenifer yang di belakangnya aku berdiri dengan lugunya. Aku hanya tersenyum.
Kuperhatikan celah di bawah pintu kamar Jenifer sudah gelap. Aku terus melangkah ke kamar sebelahnya. Kamar tidur Tante Jas yang jelas sekali lampunya masih menyala terang. Rupanya pintunya tidak terkunci. Kubuka perlahan dan hati-hati.
Aku hanya melongo heran. Kamar ini kosong melompong. Aku hanya mendesah panjang. Mungkin Tante Jas ada di ruang kerjanya yang ada di sebelah kamarnya ini. Sebentar aku menaruh tas ransel parasit dan melepas jaket kulitku.
Berikutnya kaos oblong Jogja serta celana jeans biruku. Kuperhatikan tubuhku yang hitam ini kian berkulit gelap dan hitam saja. Tetapi untungnya, di tempat kerjaku pada sebuah kapal pesiar itu terdapat sarana olah raga yang komplit, sehingga aku kian tumbuh kekar dan sehat.
Tidak perduli dengan kulitku yang legam hitam dengan rambut-rambut bulu yang tumbuh lebat di sekujur kedua lengan tangan dan kakiku serta dadaku yang membidang sampai ke bawahnya, mengelilingi pusar dan terus ke bawah tentunya. Air. Ya aku hanya ingin merasakan siraman air shower dari kamar mandi Tante Jas yang bisa hangat dan dingin itu.


AGEN POKER - Aku hendak melepas cawat hitamku saat kudengar sapaan yang sangat kukenal itu dari belakangku, “Andre..? Kaukah itu..?”
Aku segera memutar tubuhku. Aku sedikit terkejut melihat penampilan Tante Jasmin yang agak berbeda. Dia berdiri termangu hanya mengenakan kemeja lengan panjang dan longgar warna putih tipis tersebut dengan dua kancing baju bagian atasnya yang terlepas.
Sehingga aku dapat melihat belahan buah dadanya yang kuakui memang memiliki ukuran sangat besar sekali dan sangat kencang, serta kenyal. Aku yakin, Tante Jas tidak memakai BH, jelas dari bayangan dua bulatan hitam yang samar-samar terlihat di ujung kedua buah dadanya itu. Rambutnya masih lebat dipotong sebatang bahunya. Kulit kuning langsat dan bersih sekali dengan warna cat kukunya yang merah muda.
“Ngg.., selamat malam Tante Jas… maaf, keponakanmu ini datang dan untuk berlibur di sini tanpa ngebel dulu. Maaf pula, kalau tujuh tahun lamanya ini tidak pernah datang kemari.
Hanya lewat surat, telpon, kartu pos, e-mail.., sekali lagi, saya minta maaf Tante. Saya sangat merindukan Tante..!” ucapku sambil kubiarkan Tante Jas mendekatiku dengan wajah haru dan senangnya.
“Ouh Andre… ouh..!” bisik Tante Jas sambil menubrukku dan memelukku erat-erat sambil membenamkan wajahnya pada dadaku yang membidang kasar oleh rambut.
Aku sejenak hanya membalas pelukannya dengan kencang pula, sehingga dapat kurasakan desakan puting-puting dua buah dadanya Tante Jas.
“Kau pikir hanya kamu ya, yang kangen berat sama Tante, hmm..? Tantemu ini melebihi kangennya kamu padaku. Ngerti nggak..? Gila kamu Andre..!” imbuhnya sambil memandangi wajahku sangat dekat sekali dengan kedua tangannya yang tetap melingkarkan pada leherku, sambil kemudian memperhatikan kondisi tubuhku yang hanya bercawat ini.
Tante Jasmin tersenyum mesra sekali. Aku hanya menghapus air matanya. Ah Tante Jas…
“Ya, untuk itulah aku minta maaf pada Tante…”
“Tentu saja, kumaafkan..” sahutnya sambil menghela nafasnya tanpa berkedip tetap memandangiku,
“Kamu tambah gagah dan ganteng Andre. Pasti di kapal, banyak crew wanita yang bule itu jatuh cinta padamu. Siapa pacarmu, hmm..?”
“Belum punya Tan. Aku masih nabung untuk membina rumah tangga dengan seorang, entah siapa nanti. Untuk itu, aku mau minta Tante bikinkan aku desain rumah…”
“Bayarannya..?” tanya Tante Jas cepat sambil menyambar mulutku dengan bibir tipis Tante Jas yang merah.
Aku terkejut, tetapi dalam hati senang juga. Bahkan tidak kutolak Tante Jas untuk memelukku terus menerus seperti ini. Tapi sialnya, batang kemaluanku mulai merinding geli untuk bangkit berdiri. Padahal di tempat itu, perut Tante Jas menekanku. Tentu dia dapat merasakan perubahan kejadiannya.
“Aku… ngg…”
“Ahh, kamu Andre. Tante sangat kangen padamu, hmm… ouh Andre… hmm..!” sahut Tante Jas sambil menerkam mulutku dengan bibirnya.
Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Jas yang kian binal melumat-lumat mulutku, mendesak-desaknya ke dalam dengan buas. Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku.
Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Jas. Nampaknya Tante Jas tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi. Kini mulut Tante Jas merayap turun ke bawah, menyusuri leherku dan dadaku.
Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi pada leher dan dadaku. Kini dengan liar Tante Jas menarik cawatku ke bawah setelah jongkok persis di depan selangkanganku yang sedikit terbuka itu. Tentu saja, batang kemaluanku yang sebenarnya telah meregang berdiri tegak itu langsung memukul wajahnya yang cantik jelita.
“Ouh, gila benar. Tititmu sangat besar dan kekar, An. Ouh… hmmm..!” seru bergairah Tante Jas sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulum-ngulum, yang seringkali dibarengi dengan mennyedot kuat dan ganas.
Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremas-remas buah kemaluanku. Aku hanya mengerang-ngerang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya.
Agen-Poker-Domino-Ceme-dan-Capsa-Susun-Nomor-Satu-di-Indonesia-AGENPOKER.BIZ

AGEN DOMINO INDONESIA - Bagaimana tidak, batang kemaluanku secara diam-diam di tempat kerjaku sana, kulatih sedemikian rupa, sehingga menjadi tumbuh besar dan panjang. Terakhir kuukur, batang kejantanan ini memiliki panjang 25 sentimeter dengan garis lingkarnya yang hampir 20 senti. Rambut kemaluan sengaja kurapikan.
Tante Jas terus menerus masih aktif mengocok-ngocok batang kemaluanku. Remasan pada buah kemaluanku membuatku merintih-rintih kesakitan, tetapi nikmat sekali. Bahkan dengan gilanya Tante Jas kadangkala memukul-mukulkan batang kemaluanku ini ke seluruh permukaan wajahnya.
Aku sendiri langsung tidak mampu menahan lebih lama puncak gairahku. Dengan memegangi kepala Tante Jas, aku menikam-nikamkan batang kejantananku pada mulut Tante Jas. Tidak karuan lagi, Tante Jas jadi tersendak-sendak ingin muntah atau batuk. Air matanya malah telah menetes, karena batang kejantananku mampu mengocok sampai ke tenggorokannya.
Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot kemejanya. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Keringat benar-benar telah membasahi kedua tubuh kami yang sudah tidak berpakaian lagi ini.
Dengan ganas, kedua tangan Tante Jas kini mengocok-ngocok batang kemaluanku dengan genggamannya yang sangat erat sekali. Tetapi karena sudah ada lumuran air ludah Tante Jas, kini jadi licin dan mempercepat proses ejakulasiku.
“Crooot… cret.. croot… creeet..!” menyemprot air maniku pada mulut Tante Jas.
Saat spremaku muncrat, Tante Jas dengan lahap memasukkan batang kemaluanku kembali ke dalam mulutnya sambil mengurut-ngurutnya, sehingga sisa-sisa air maniku keluar semua dan ditelan habis oleh Tante Jas.
“Ouhh… ouh.. auh Tante… ouh..!” gumamku merasakan gairahku yang indah ini dikerjai oleh Tante Jas.
“Hmmm… Andre… ouh, banyak sekali air maninya. Hmmm.., lezaat sekali. Lezat. Ouh… hmmm..!” bisik Tante Jas menjilati seluruh bagian batang kemaluanku dan sisa-sisa air maninya.
Sejenak aku hanya mengolah nafasku, sementara Tante Jas masih mengocok-ngocok dan menjilatinya.
“Ayo, Andre… kemarilah Sayang.., kemarilah Baby..!” pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebar-lebar.
Aku tanpa membuang waktu lagi, terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Jas yang merekah ingin kuterkam itu. Benar-benat lezat. Vagina Tante Jas mulai kulumat-lumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilat-jilat deras seluruh bagiang liang vaginanya yang dalam. Berulang kali aku temukan kelentitnya lewat lidahku yang kasar.
Rambut kemaluan Tante Jas memang lebat dan rindang. Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Jas yang menggairahkan ini. Tante Jas hanya menggerinjal-gerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya. Kulirik tadi, Tante Jas terus-menerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir puting-putingnya.
Berulang kali mulutnya mendesah-desah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan menerik-narik daging kelentitnya.
“Ouh Andre… lakukan sesukamu.. ouh.., lakukan, please..!” pintanya mengerang-erang deras.
Selang sepuluh menit kemuadian, aku kini merayap lembut menuju perutnya, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya.
Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya. Tetapi air susunya sama sekali tidak keluar, hanya puting-puting itu yang kini mengeras dan memanjang membengkak total. Di buah dadanya ini pula aku melukiskan cupanganku banyak sekali.
Berulang kali jemariku memilin-milin gemas puting-puting susu Tante Jas secara bergantian, kiri kanan. Aku kini tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Dengan bergegas, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya.
“Ooouhkk.. yeaaah… ayoo.. ayooo… genjot Andre..!” teriak Tante Jas saat merasakan batang kejantananku mulai menikam-nikam liar mulut vaginanya.


BANDAR CEME INDONESIA - Sambil menopang tubuhku yang berpegangan pada buah dadanya, aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku pada vagina Tante Jas. Wanita itu hanya berpegangan pada kedua tanganku yang sambil meremas-remas kedua buah dadanya.
“Blesep… sleeep… blesep..!” suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut.
Selang dua puluh menit puncak klimaks itu kucapai dengan sempurna, “Creeet… croot… creeet..!”
“Ouuuhhhkk.. aooouhkk… aaahhk..,” seru Tante Jas menggelepar-gelepar lunglai.
“Tante… ouhhh..!” gumamku merasakan keletihanku yang sangat terasa di seluruh bagian tubuhku.
Dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagiana Tante Jas, kami jatuh tertidur. Tante Jas berada di atasku.
Karena kelelahanku yang sangat menguasai seluruh jaringan tubuhku, aku benar-benar mampu tertidur dengan pulas dan tenang. Entah sudah berapa lama aku tertidur pulas, yang jelas saat kubangun udara dingin segera menyergapku.
Sial. Aku sadar, ini di desa dekat Merapi, tentu saja dingin. Tidak berapa lama jam dinding berdentang lima sampai enam kali. Jam enam pagi..!
Dengan agak malas aku beranjak berdiri, tetapi tidak kulihat Tante Jas ada di kamar ini. Sepi dan kosong. Dimana dia..? Aku terus mencoba ingin tahu. Dalam keadaan bugil ini, aku melangkah mendekati meja lampu. Secarik kertas kutemukan dengan tulisan dari tangan Tante Jasmin.
Andre sayang, Tante kudu buru-buru ke Jakarta pagi ini. Udah dijemput. Ada pameran di sana. Tolong jaga rumah dan Jenifer. Ttd, Jasmin.
Aku menghela nafas dalam-dalam. Gila, setelah menikmati diriku, dia minggat. Tetapi tidak apa-apa, aku dapat beristirahat total di sini, ditemani Jenifer. Eh, tapi dimana dia..? Aku segera mengambil selembar handuk putih kecil yang segera kulilitkan pada tubuh bawahku.
Tanpa membuang waktu lagi aku segera menyusuri rumah, dari ruang ke ruang dari kamar ke kamar. Tetapi sosok bocah SD itu tidak kelihatan sama sekali. Aku hampir putus asa, tetapi mendadak aku mendengar suara gemericik air pancuran dari kamar mandi ruang tamu di depan sana. Jenifer. Ya itu pasti dia. Aku segera memburu.
Kubuka pintu kamar tamu yang luas dan asri ini. Benar. Kulihat pintu kamar mandinya tidak ditutup, ada bayangan orang di situ yang sedang mandi sambil bernyanyi melagukan Westlife. Edan, anak SD nyanyinya begitu.
Aku hanya tersenyum saja. Perlahan aku mendekati gawang pintu. Aku seketika hanya menelan ludahku sendiri. Jenifer berdiri membelakangiku masih asyik bergoyang-goyang sambil menggosok seluruh tubuhnya yang telanjang bulat itu dengan sabun. Rambut panjangnya tumbuh lurus dan hitam sebatas pinggang. Berkulit kuning langsat dan nampaknya halus sekali. Kusadari dia telah tumbuh lebih dewasa.
Air shower masih menyiraminya dengan hangat. Pantatnya sungguh indah bergerak-gerak penuh gairah. Hanya aku belum lihat buah dadanya. Tanpa kuduga, Jenifer membalikkan badannya. Aku yang melamun, seketika terkejut bukan main, takut dan khawatir membuatnya kaget lalu marah besar. Ternyata tidak.
“Mas..? Mas Andre..?” bertanya Jenifer tidak percaya dengan wajah senang bercampur kaget.
Aku hanya menghela nafas lega. Dapat kuperhatikan kini, buah dadanya Jenifer telah tumbuh cukup besar. Puting-putingnya hitam memerah kelam dan tampak menonjol indah. Kira-kira buah dadanya ya, sekitar seperti tutup gelas itu. Seperti belum tumbuh, tetapi kok terlihat sudah memiliki daging menonjolnya. Sedangkan rambut kemaluannya sama sekali belum tumbuh. Masih bersih licin.
“Hai Jenifer, apa kabarnya..?” tanyaku mendekat.
Jenifer hanya tersenyum, “Masih ingat ketika kita renang bersama di rumahku dulu..? Kita berdua kan..? Hmm..?” sambungku meraih bahunya.
Air terus menyirami tubuhnya, dan kini juga tubuhku. Jenifer mengangguk ingat.
“Ya. Ngg.., bagaimana kalau kita mandi bareng lagi Mas. Jenifer kangen… mas andre.. ouh..!” ujarnya memeluk pinggangku.
Aku mengangkut tubuhnya yang setinggi dadaku ini dengan erat.
“Tentu saja, yuk..!”
Aku menurunkan Jenifer.
“Kapan Mas datangnya..?”
“Tadi malam. Jenifer lagi tidur ya..?”
“Hm.. Mh..!”
Agen-Poker-Domino-Ceme-dan-Capsa-Susun-Nomor-Satu-di-Indonesia-AGENPOKER.BIZ

CAPSA SUSUN INDONESIA - ku melepas handukku yang kini basah. Saat kulepas handukku, Jenifer tampak kaget melihat rambut kemaluanku yang tumbuh rapih. Segera saja tangannya menjamah buah kemaluan dan bantang kejantananku.
“Ouh.., Mas sudah punya rambut lebat ya. Jenifer belum Mas..,” ujarnya sambil memperhatikan vaginanya yang kecil.
Tentu saja aku jadi geli, batang kemaluanku diraba-raba dan ditimang-timang jemari tangan mungil Jenifer yang nakal ini.
“Itu karena Jenifer masih kecil. Nanti pasti juga memiliki rambut kemaluan. Hmm..?” ucapku sambil membelai wajahnya yang manis sekali.
Jenifer hanya tersipu. Sialnya, aku kini jadi kian geli saat Jenifer menarik-narik batang kejantananku dengan candanya.
“Ihhh.., kenyal sekali… ouh.., seperti belalai ya Mas..!”
Aku jadi terangsang. Gila.
“Belalai ini bisa akan jadi tumbuh besar dan panjang lho. Jenifer mau lihat..?”
“Iya Mas.., gimana tuh..?”
“Jenifer mesti mengulum, menghisap-hisap dan menyedotnya dengan kuat sekali batang zakar ini. Gimana..? Enak kok..!” kataku merayu dengan hati yang berdebar-debar kencang.
Jenifer sejenak berpikir, lalu tanpa menoleh ke arahku lagi, dia memasukkan ujung batang kejantananku ke dalam mulutnya. Wow..! Gadis kecil ini langsung melakukan perintahku, lebih-lebih aku mengarahkan juga untuk mengocok-ngocok batang kemaluanku ini, Jenifer menurut saja, dia malah kegirangan senang sekali. Dianggapnya batang ku adalah barang mainan baginya.
“Iya Mas. Tambah besar sekali dan panjang..!” serunya kembali melumat-lumatkan batang kejantananku dan mengocok keras batangnya.
Sekarang Jenifer kuajari lagi untuk meremas buah kemaluanku. Aku membayangkan semua itu bahwa Tante Jas yang melakukan. Indah sekali sensasinya. Tetapi nyatanya aku tengah dipompa nafsu seksku dari bocah cilik ini. Edan, sepupuku lagi.
Tetapi apa boleh buat. Aku lagi kebelet sekali kini. Yang ada hanyalah Jenifer yang lugu dan bodoh tetapi mengasyikan sekali. Batang kejantananku kini benar-benar telah tumbuh sempurna keras dan panjangnya. Jenifer kian senang. Aku kian tidak tahan.
“Teruskan Jel, teruskan… ya.., ya… lebih keras dan kenceng… lakukanlah Sayang..!” perintahku sambil mengerang-erang.
Setelah hampir lima belas menit kemudian, air maniku muncrat tepat di dalam mulut Jenifer yang tengah menghisap batang kemaluanku.
“Creeet… crooot.. creet.. cret..!”
“Hup.. mhhhp..!” teriak kaget Jenifer mau melepaskan batang kemaluanku.
Tetapi secepat itu pula dia kutahan untuk tetap memasukkan batang kemaluanku di dalam mulutnya.
“Telan semua spermanya Jen. Itu namanya sperma. Enak sekali kok, bergizi tinggi. Telan semuanya, ya.. yaaa… begitu… terus bersihkan sisa-sisanya dari batangnya Mas..!” perintahku yang dituruti dengan sedikit enggan.
Tetapi lama kelamaan Jenifer tampak keasyikan mencari-cari sisa air maniku.
“Enak sekali Mas. Tapi kental dan baunya, hmm.., seperti air tajin saat Mama nanak nasi..! Enak pokoknya..! Lagi dong Mas, keluarkan spermanya..!”
Gila. Gila betul. Aku masih mencoba mengatur jalannya nafasku, Jenifer minta spermaku lagi..? Edan anak ini.
“Baik, tapi kini Jenifer ikuti perintahku ya..! Nanti tambah asyik, tapi sakit. Gimana..?”
“Kalau enak dan asyik, mauh. Nggak papa sakit dikit. Tapi spermanya ada lagi khan..?”
Aku mengangguk. Jenifer mulai kubaringkan sambil kubuka kedua belahan pahanya yang mulus itu untuk melingkari di pinggangku. Jenifer memperhatikan saja. Air dari shower masih mengucuri kami dengan dingin setelah tadi sempat kuganti ke arah cool.
“Auuuh, aduh.. Mas..!” teriak Jenifer kaget saat aku memasukkan batang kejantananku ke dalam liang vaginanya yang jelas-jelas sangat sempit itu.
Tetapi aku tidak perduli lagi. Kukocok vagina Jenifer dengan deras dan kencang sambil kuremas-remas buah dadanya yang kecil, serta menarik-narik puting-puting buah dadanya dengan gemas sekali. Jenifer semakin menjerit-jerit kesakitan dan tubuhnya semakin menggerinjal-gerinjal hebat.
“Sakiiit.. auuuh Mas.., Mas hentikan saja… sakiiit, perih sekali Mas, periiihhh… ouuuh akkkh… aouuuhkkk..!” menjerit-jerit mulut manisnya itu yang segera saja kuredam dengan melumat-lumat mulutnya.
“Blesep.. blesep… slebb..!” suara persetubuhkan kami kian indah dengan siraman shower di atas kami.
Aku semakin edan dan garang. Gerakan tubuhku semakin kencang dan cepat. Dapat kurasakan gesekan batang kemaluanku yang berukuran raksasa ini mengocok liang vagina Jenifer yang super rapat sempitnya.
Dari posisi ini, aku ganti dengan posisi Jenifer yang menungging, aku menyodok vaginanya dari belakang. Lalu ke posisi dia kupangku, sedangkan aku yang bergerak mengguncangkan tubuhnya naik, lalu kuterima dengan menikam ke atas menyambut vaginanya yang melelehkan darah.
“Tidak Masss… ouh sakit.. uhhk… huuuk… ouhhh… sakiiit..!” tangisnya sejadi-jadinya.
Tetapi aku tidak perduli, sepuluh posisi kucobakan pada tubuh bugil mungil Jenifer. Bahkan Jenifer nyaris pingsan. Tetapi disaat gadis itu hendak pingsan, puncak ejakulasiku datang.
“Creeet… crooot.. sreeet… crreeet..!” muncratnya air mani yang memenuhi liang vaginanya Jenifer bercampur dengan darahnya.
Jenifer jatuh pingsan. Aku hanya mengatur nafasku saja yang tidak karuan. Lemas. Jenifer pingsan saat aku memasangkan kembali batang kemaluanku ke posisi dia, kugendong di depan dengan dadanya merapat pada dadaku. Pelan-pelan kujatuh menggelosor ke bawah dengan batang kemaluanku yang masih menancap erat di vaginanya.
Itulah pengalamanku dengan Tante Jasmin dan putrinya Jenifer yang keduanya memang binal itu.



======================================================================




Apakah anda sudah memiliki user ID untuk bermain Poker ? Jika belum segera hubungi Customer Service Online kami di WWW.AGENPOKER.BIZ dan Customer Service 24 jam kami akan melayani anda dengan ramah mengenai proses registrasi dan deposit.

Agenpoker.Biz Merupakan Solusi Judi Poker Online Terbaik Dalam Permainan Poker

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.