Pesta Seks Bersama Alysa dan Adik Saya Sendiri
SEX NIMAT - Alysa merupakan gadis yang berparas cantik dengan kulit putih dan tubuh mulusnya, dia mahasiswi yang cerdas juga dikelasnya, tapi bentuk payudara dan pantatnya biasa saja bisa dibilang kurus kalau seukuran dia, di kota Malang Alysa berkuliah dan disana dia ngekos bersama salah satu temannya sebut saja Santika dia lebih tua dari Alysa umurnya 28 tahun.
Rupanya, ci Santika yang sudah lama tidak merasakan belaian pria menyimpan; lebih tepatnya menimbun libido yang secara perlahan-lahan telah menggerogoti moralnya (walaupun belum sampai mengenai akal sehatnya).
Selama ditinggalkan kekasihnya sejak 4 tahun yang lalu, ia sering merasa kesepian tak jarang ia berusaha memuaskan dirinya sendiri dengan berbagai peralatan dan VCD yang disewanya/dibeli melalui pembantunya, karena ia sendiri sebenarnya malu kalau harus terang-terangan membeli atau menyewa benda-benda seperti itu.
Demikian pula untuk bermain dengan pria yang tidak dikenal, ci Santika menganggap mereka tidak bersih sehingga ia takut untuk berhubungan badan dengan mereka. Namun demikian, ini tidak mengurangi fantasi ci Santika dalam membayangkan bentuk seks yang diinginkannya.
Bahkan sejak 2 tahun yang lalu, ia juga mulai tertarik untuk melakukan hubungan seks dengan sesamanya. Ini dapat dilihat dari reaksinya terhadap Alysa sehari-hari, tak jarang ia menelan air ludah dan menjilati kedua bibirnya apabila melihat Alysa mengenakan kaos ketat apabila ia ke kampus. Padahal, bentuk tubuh Alysa begitu biasa, apabila dibandingkan dengan dirinya sendiri yang jauh lebih seksi.
Apa yang dilihat pada diri Alysa adalah dirinya sendiri 8 tahun silam; ketika ia masih berada di awal-awal usia 20 tahun: alim dan rajin namun begitu naif. Ci Santika sendiri bertekad untuk memberinya ‘pelajaran’ suatu saat.
Namun sesudah agak lama tinggal bersama Alysa, barulah Ci Santika mengetahui bahwa ia sudah tidak perawan lagi: ketika ia masih SMP dulu pacarnya sendiri memperkosanya dan sejak saat itu, Alysa begitu minder dan seringkali menghindar dari pergaulan sekitarnya, hingga saat ia kuliah. Ci Santika mengetahui hal ini dari Alysa sendiri yang memandang Ci Santika sebagai wanita yang sabar, bijaksana dan dewasa.
Pucuk dicinta ulam tiba, seminggu yang lalu adik ci Santika yang laki-laki tiba dan hendak menginap untuk satu bulan karena suatu urusan. ‘Sekali tepuk 2 lalat’ inilah yang ada dalam pikiran ci Santika melihat adiknya sendiri dan Alysa.
Suatu sore sejak 3 hari kedatangan adiknya Ci Santika sudah mempersiapkan rencana yang baik: pertama adiknya, kemudian Alysa. Biasanya, Alysa tiba di kos pukul 19:00 dan ia hendak memulai rencananya itu pukul 18:30 dengan melakukan ‘pemanasan’ terhadap adiknya.
Pukul 18:30, Santika memanggil adiknya untuk masuk ke kamarnya. Tanpa berprasangka apa-apa, adiknya masuk ke kamarnya. Dilihatnya Ci Santika yang mengenakan celana pendek jins ketat dan kaos tanpa lengan yang ketat pula ia sedang menghadap ke cermin dan mengikat rambutnya yang bergelombang halus itu.
Melihat bayangan adiknya di cermin, Ci Santika tersenyum dan berkata: “Masuk saja, cici cuman sebentar koq.” Diam-diam, adiknya memperhatikan cicinya dan berpikir: “Cantik juga, badannya juga begitu padat dan seksi..”
Ci Santika yang mengerti bahwa dirinya sedang diperhatikan adiknya sendiri hanya tersenyum simpul tiba-tiba ia berdiri, mendekati adiknya dan menggandeng tangannya. Adiknya kaget sekali namun ia tidak berkata apa-apa. Ci Santika membimbing adiknya menuju sebuah pintu sambil sesekali melirik ke belakang dan tersenyum simpul ke arah adiknya.
Ci Santika membuka pintu kamar tersebut dan menyalakan lampunya. Ternyata, apa yang dilihat adiknya adalah sesuatu yang menakjubkan namun juga membuatnya sedikit shock: sebuah kamar yang cukup luas dengan seluruh dinding ditutupi bahan kedap suara berwarna pink.
Ranjang yang terletak di tengah ruangan, sebuah TV lengkap dengan stereo-setnya yang mewah: juga 3 teve hitam-putih kecil yang menampakkan situasi di ruang tamu, kamar Alysa dan kamarnya sendiri.
Namun yang membuatnya begitu kaget dan sedikit takut adalah koleksi VCD, video dan DVD porno yang berserakan di lantai. Berbagai alat bantu seksual, dan sebuah manekin lengkap dengan penis palsunya segala.
AGEN POKER - Tahulah ia apa yang diinginkan dari cicinya tanpa disadarinya, Ci Santika sudah mengunci pintu kamar dan mulai melepaskan pakaiannya satu persatu. Namun ia berhenti sampai pakaian dalam saja. Jadilah Ci Santika hanya mengenakan bra dan celana-dalam warna hitam, ia berdiri begitu seksi dan menggoda dengan rambutnya terikat (untuk memudahkannya saat permainan nanti, begitulah yang ada di pikiran Ci Santika). “Sudahlah, kamu menurut saja toh kamu disini hanya sebulan. Masa kamu tidak kasihan sama cici yg sudah lama tidak merasakan hangatnya tubuh pria?”
Adiknya masih ragu. Ci Santika tahu ini dan tanpa membuang banyak waktu, ia segera maju ke depan membuka celana pendek adiknya dengan mudah (entah bagaimana, adiknya tidak mampu melawan cicinya sendiri).
Mulailah ia mengoral batang kemaluan adiknya itu. Ci Santika mempercepat gerakan mengocoknya dengan tangan kanan, dia menengadah dan menatap wajah adiknya dengan tatapan tajam penuh birahi ia mendesis sambil berkata: “Sss.. awas kalau kamu berani keluar sebelum aku puas. Lebih baik kamu cari kos lain saja, meskipun kamu adikku!”
Sesudah berkata demikian, ci Santika memasukkan seluruh batang kemaluan adiknya ke dalam
mulutnya. Ia menggerakkan kepalanya maju mundur membuat batang kemaluan adiknya keluar-masuk dengan sangat cepat.
Adik ci Santika hanya dapat mengerang nikmat mendapat perlakuan seperti itu dari cicinya yang ternyata sangat berpengalaman dalam hal memuaskan pasangan mainnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengecewakan cicinya.
Di tengah-tengah permainan, Ci Santika melepaskan branya dengan tangan kirinya yang masih bebas. Diliriknya teve hitam putih yang secara rahasia memonitor kamar Alysa. Ternyata ia baru saja datang, dan waktu menunjukan pukul 18:55. Tepatlah perhitungannya: adiknya yang nafsunya sedang menanjak pasti akan mau diajaknya berkompromi.
Ci Santika menghentikan oralnya, dan tahulah ia bahwa adiknya agak kecewa. “Tunggu sebentar aku ada tugas buat kamu: bawalah Alysa ke kamar ini.” Adiknya mengerti apa yang diinginkan ci Santika. Sementara adiknya pergi memanggil Alysa ia segera mematikan monitor-monitornya, melepas celana dalamnya yang sedikit basah dan bersembunyi di sebelah pintu.
Begitu adiknya masuk bersama Alysa ia segera mengunci kamarnya lagi dan mendorong Alysa hingga jatuh ke ranjang. Alysa yang bertubuh kurus dan lelah sehabis kuliah tidak dapat memberikan perlawanan yang berarti terhadap perlakuan Ci Santika yang begitu tiba-tiba tersebut. Ci Santika melucuti kaos ketat yang dikenakan Alysa dengan buas.
“San..!!” Alysa menjerit, namun percuma karena ruangan tersebut kedap suara. Adik Ci Santika hanya diam saja karena shock melihat keganasan cicinya apalagi dengan sesama jenis! Ci Santika telah sampai pada branya.
Dengan kasar, ia merenggut bra Alysa dan melemparkannya ke lantai. Ci Santika melihat sepasang toket Alysa yang kecil. “Seharusnya kamu tidak usah pakai bra sama sekali. Toh tidak memberi perbedaan yang berarti..” Ci Santika melanjutkan dengan melepas kancing celana jins Alysa dan membuka ritsluitngnya dan melepaskannya.
“Pahamu putih dan mulus juga yah..” Terakhir, Ci Santika menurunkan celana dalam Alysa. Alysa tak dapat berbuat apa-apa terhadap Ci Santika yang terus menggerayangi tubuhnya dan sesekali menciuminya.
Tiba-tiba Ci Santika berdiri dan berjalan menuju lemari. Diambilnya sebuah penis palsu (dildo) dan semacam lotion. Ia mengolesi dildonya dengan lotion tersebut dan memberikannya kepada adiknya, “Kamu pakai juga. Aku tidak mau dia berteriak-teriak kesakitan.” Adik Ci Santika menurut ia melepas seluruh pakaiannya dan mulai mengolesi batang kemaluannya dengan lotion yang diberikan cicinya.
“Jangan ci.. saya takut.” Alysa yang sudah lemas berkata dengan penuh kekuatiran, melihat ci Santika mengenakan penis palsu (dildo) bergerigi dengan ukuran yang cukup mengerikan seperti mengenakan celana dalam.
AGEN DOMINO INDONESIA - Ci Santika dengan cepat bergerak ke arah Alysa. “Diam. Mana lotionnya.” Sesudah mendapatkan lotion, ia mulai mengolesi dinding vagina Alysa sambil berkata: “Kamu jangan takut, percaya sama cici saja. Sesudah itu, ia membalikkan tubuh Alysa dan melumasi lubang pantatnya pula.
“Ayo kamu lubang yang satunya!!” ci Santika memerintahkan adiknya untuk mengentot Alysa yang malang di lubang anusnya. Adiknya menurut, ia berpindah duduk di atas ranjang. Ci Santika memapah tubuh Alysa dengan lembut dan menempatkannya di atas adiknya.
Alysa yang tidak berdaya hanya dapat memandang sorot mata penuh nafsu ci Santika yang sedari tadi sibuk mengatur posisi dan membantu adiknya memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang anus Alysa. Bles! Batang kemaluan adik ci Santika akhirnya berhasil masuk ke dalam anus Alysa yang sudah tidak keruan bentuknya karena sedari tadi diobok-obok oleh ci Santika.
Rasa sakit bercampur nikmat membuat Alysa membelalakkan matanya, ia membuka mulutnya dan merintih “Aaa..” Ci Santika membaringkan Alysa dari posisi terduduk menjadi terlentang dengan adiknya di bawahnya (dan batang kemaluannya yang sudah menancap ke dalam lubang anus Alysa). “Alysa, aku yakin kamu akan menyukai ini dan pasti ketagihan sesudah ini.” Ci Santika memasukkan dildo-nya ke dalam lubang kemaluan Alysa.
Alysa yang berada di tengah dengan keadaan tak berdaya, berusaha menahan nikmat bercampur nyeri di lubang kemaluan yang sudah dihujami dildo dari ci Santika serta batang kemaluan adik ci Santika yang menancap di lubang anusnya.
Mulailah ranjang bergoyang.. mulanya perlahan, namun semakin lama semakin cepat.. demikian pula dengan rintihan-rintihan Alysa.. “Aaa.. aa..” Alysa masih mengenakan kaca mata minusnya ketika permainan ini dimulai.
Ci Santika tertawa melihat Alysa berusaha bertahan: “Jangan ditahan dan jangan dilawan Alysa nikmati saja, sayang!!” Perlahan-lahan rintihan Alysa mulai berubah menjadi jeritan nikmat penuh birahi..
“Ah.. ah.. yess.. mmhh.. MM.. AAHH..” Kenikmatan disetubuhi di kedua lubangnya secara bersamaan membuat Alysa kehilangan kendali. Alysa yang sopan dan alim perlahan larut.. perlahan berubah menjadi Alysa yang liar, sifat liar yang seakan ditularkan dari ci Santika meracuni pikiran Alysa yang semula begitu bersih dan polos. “Yah.. teruskan!! LEBIH CEPAT LAGI CI Santika..!! AA.. AA.. MMHH.. MM..”
Alysa menggenggam seprei ranjang dengan sangat kuat, keringat meluncur deras dari sekujur tubuhnya membuat kulitnya tampak mengkilat di bawah cahaya lampu. Hal ini membuat Ci Santika semakin bernafsu mempercepat gerakan pinggulnya. Alysa semakin menikmatinya ia memejamkan matanya sambil memegang rambut ci Santika. “AGH.. Enak sekali.. Ci.. aa.. aku.. belum pernah.. uuh.. senikmat ini..”
Adik Ci Hana menganal lubang pantat Alysa sambil meremas-remas kedua toket Alysa dari belakang, walaupun ukuran toket Alysa relatif kecil namun ini tidak mengurangi rangsangan demi rangsangan yang diterimanya.
“Auuh.. ah..” mulut Alysa menganga dan mengeluarkan teriakan-teriakan yang semakin tidak jelas. Tubuhnya pun mulai menegang; tahulah Ci Santika bahwa “anak didiknya” saat ini hampir mencapai puncak kenikmatan.
Ci Santika mengurangi kecepatan bermainnya dan mengubah gerakan maju-mundurnya menjadi gerakan mengaduk dengan menggoyangkan pinggulnya. Alysa secara alami mengikuti gerakan Ci Santika dengan menyesuaikan gerakan pinggulnya. Hal ini justru menambah kenikmatan bagi Alysa.
Sampai akhirnya tubuh Alysa benar-benar menegang dan Alysa melepaskan teriakan yang cukup panjang dan memenuhi seluruh ruangan kedap suara tersebut. Sesudah itu, teriakan berhenti dan seluruh ruangan menjadi sepi. Ci Santika mencabut dildo dari lubang vagina Alysa, ternyata dildo tersebut sudah ditutupi cairan kental dan bahkan saat Ci Santika menariknya keluar ada sebagian dari cairan tersebut menetes dan ada pula yang masih merekat antara dinding vagina Alysa dengan dildo Ci Santika.
Adik Ci Santika juga mencabut dildonya dari lubang anus Alysa dan merebahkan Alysa yang sudah lemas di ranjang. Alysa masih memejamkan kedua matanya Ci Santika melepas kacamata Alysa yang masih dikenakannya dan meletakkannya di meja yang terletak di tepi ranjang. “Lain kali, kalau mau main jangan lupa lepas dulu kacamatanya..”
Ci Santika tersenyum dan mencium Alysa, kemudian ia melepaskan dildonya dan menggelatakannya begitu saja di lantai. Ia memandang adiknya dan berkata: “Kamu jangan bengong saja, kamu masih punya tugas satu lagi.” Sesudah berkata demikian, ia duduk di lantai melebarkan kedua pahanya: mengarahkan lubang vaginanya yang sudah basah ke arah adiknya.
Kemudian ia menunjuk ke arah vaginanya: “Ayo: gunakan lidahmu.” Adiknya mengerti apa yang harus dilakukan. Ia menjilat-jilat lubang kemaluan ci Santika dengan hati-hati. Keenakan, ci Santika memejamkan matanya nafasnya tak beraturan: desahan- desahan nikmat meluncur keluar tak terkontrol dari mulutnya.
Ia menjambak rambut adiknya dan menekan-nekan wajah adiknya itu ke lubang vaginanya: “Errghh.. aaghh.. niikkmmaatt sekkaallii.. ss..!!” Ci Santika benar-benar menikmati setiap hisapan dan jilatan yang diberikan adiknya ke liang kewanitaannya, namun di tengah ambang sadar dan tidak, Santika ingat bahwa ia tidak ingin mencapai orgasme dengan cara seperti ini. “Aah.. tunggu say bee.. berhentii duluu.. mmh.. sekarang giliran.. cici ngerjain punya kamuu..”
Adik Ci Santika menurut dan berhenti. Ci Santika bergerak kemudian berjongkok membelakangi adiknya, sekarang ia dalam keadaan berjongkok menghadap pantat adiknya. Adiknya agak kebingungan dengan tingkah laku cicinya.
BANDAR CEME INDONESIA - Namun Santika cuek saja: tangan kirinya ia lewatkan di antara kaki adiknya, dan dengan tangannya itu ia mencengkeram buah pelir adiknya dengan halus dan mulai memijat- mijatnya. “Tenang saja, sayang kujamin kamu akan suka sekali..” Ci Santika tersenyum penuh nafsu, dan dengan tangan kiri masih memegang buah pelir adiknya ia mengangkat telapak tangannya, menghadapkannya ke arah wajahnya dan meludahi tangannya sendiri kemudian mengerut-ngerutkan tangannya.
Kemudian ia melingkarkan tangan kanannya dari pinggang sebelah kanan adiknya langsung menuju ke arah kontol adiknya. Dan mulailah ia mengocok-ngocoknya batang kemaluan adiknya itu dengan tangan kanannya yang sudah dilumasi air ludahnya sendiri.
“Aaaghh.. duh, enak sekali ci..” Ci Santika meneruskan gerakan tangannya sampai ia merasa batang kemaluan adiknya sudah cukup keras. Sesudah itu, ia membalikan badannya dan mengambil posisi nungging di lantai. Tahulah adik ci Santika apa yang diinginkan cicinya ini. Ia juga mengatur posisi di belakang cicinya: “Awas ya pokoknya aku nggak mau anal. Maenin lubangku yang biasa aja.” Adiknya menurut, dan permainan dimulai.
Adik ci Santika memulai gerakannya dengan perlahan, “Mmm.. masih kurang, lagi dong!” Gerakan dipercepat, Ci Santika memejamkan matanya keenakan. Ia menambah kenikmatan dengan menggesek-gesek klit-nya sendiri, dengan sebelumnya membasahi jari-jarinya dengan cara mengulumnya sendiri.
“Uuuaah.. enaakk sayaang.. Mmmh..” Permainan ini berlangsung agak lama sampai ci Santika minta ganti posisi lagi. Kali ini ia ingin disetubuhi dengan posisi tubuh menyamping. Ci Santika menyampingkan tubuhnya yang seksi dan sudah mandi keringat tadi ke arah kanan, sementara adik Ci Santika mengangkat paha mulus cicinya sebelah kanan dan menyandarkannya ke bahu sebelah kirinya.
Dengan demikian, ia dengan leluasa dapat memasukkan batang kemaluannya ke lubang ci Santika. Ia mulai bergerak maju mundur, “Aaahh.. mm..” Untuk sekedar menambah kenikmatan, ia mengarahkan tangan kanannya ke arah pantatnya sendiri dan menggerakan jari tengahnya keluar- masuk lubang pantatnya. “aaahhhh.. uuhh..”
Tubuh ci Santika terus bergoyang-goyang toketnya pun bergerak naik turun tak beraturan mengkuti irama tubuhnya. Adik ci Santika yang sedari tadi bergitu terangsang dengan gerakan toket cicinya sendiri itu sudah tak tahan lagi, ia memajukan tangan kanannya guna meremas toket kanan cicinya itu. “Oh susumu begitu empuk ci..”
Ci Santika hanya tersenyum, ia mencabut tangannya dari lubang pantatnya dan ikut meremas toketnya bersama-sama dengan tangan adiknya itu. Permainan terus berlangsung, Ci Santika merasakan tubuhnya sendiri mulai menegang ia sendiri sudah tidak mampu berpikir jernih lagi
Hanya kenikmatan yang dirasakan sekujur tubuhnya sekarang. “AAHH.. AAKKUU.. MMH..” Keluarlah Ci Santika , mencapai orgasme yang diidam-idamkannya dalam posisi menyamping. Tercapailah segala keinginannya selama ini.
Demikian pula adik ci Santika, ia segera berdiri karena sudah tidak tahan lagi, dan ci Santika mengetahui hal ini karena ia sudah berhasil meraih orgasme, maka ia berniat membantu adiknya untuk mengeluarkan seluruh peju yang sangat ia inginkan itu.
Ci Santika berjongkok, tersenyum menggoda ke arah adiknya dan mulai mengocok batang kemaluan adiknya “Nah, sekarang cici ingin merasakan nikmatnya cairan kejantananmu. Ayo sayang.. keluarkan jangan ragu.. ayo!” Ci Santika memainkan batang kemaluan adiknya naik turun dengan gerakan memutar sambil sesekali menjilat pangkal kemaluan adiknya.
“Aih.. masih belum keluar juga.. sebentar..” Sambil mengocok batang kemaluan adiknya dengan menggunakan tangan kanannya, ci Santika memijat buah pelir adiknya. “Ah.. ci.. aku mau keluar nih..!!” Ci Santika langsung mengarahkan ujung batang kemaluan adiknya ke arah mulutnya, menyambut cairan peju yang segera muncrat masuk ke dalam mulutnya.
Alysa yang sedari tadi tergeletak lemas berusaha bangkit dan merangkak menuju ci Santika dan adiknya. “Ci Santika.. saya juga mau..”, kata Alysa sambil menunjuk ke arah mulutnya sendiri. Tetes peju terakhir sudah habis meluncur turun ke dalam mulut ci Santika yang seksi. Ci Santika menelan sedikit peju adiknya dan menahan sisanya di dalam mulutnya.
Ia tersenyum dengan mulut belepotan peju adiknya, membelai Alysa, kemudian membaringkannya, dan meletakkan kepala Alysa di pangkuannya. Alysa yang sudah lemas hanya menurut seperti anak kecil. Dengan gerakan yang lembut, ci Santikan menyentuh bibir Alysa dan menggerakannya ke bawah dengan jari telunjuknya.
Alysa mengerti apa yang dimaksud ci Santika, ia membuka mulutnya. Bibirnya bergetar. Ci Santika kembali tersenyum ia mengarahkan mulutnya tepat di atas bibir Alysa yang sudah merekah, kemudian membuka dan memuntahkan peju lengket yang sudah bercampur dengan air liur ci Samtika, turun memasuki mulut Alysa.
Peju dalam mulut ci Santika sudah habis dipindahkan ke dalam mulut Alysa. Ci Santika tersenyum lebar dengan sedikit sisa peju bercampur liur pekat yang menetes dari ujung bibirnya.
Kembali, dengan gerakan lembut ci Santika memberi isyarat kepada Alysa untuk menutup mulutnya. Alysa menuruti dan tersenyum bersamaan dengan ci Santika. “Nah, aku tidak pernah pelit kepada gadis manis seperti kamu.
Ambillah bagianmu dan nikmatilah.” Alysa menelan peju yang sudah diberikan ci Santika kepadanya. “Terima kasih ci..” Kemudian ia bangkit dan duduk Alysa menyentuh wajah ci Santika dengan lembut. Alysa kembali membuka mulutnya, bergerak maju ke arah bibir ci Santika sambil menjulurkan lidahnya. Ci Santika yang mengerti maksud Alysa segera menyambut ciuman Alysa dengan menjulurkan lidahnya pula. Mereka berciuman sampai lama dan saling menjilati sisa-sisa peju hingga bersih.
Sejak saat itu, kehidupan ci Santika dan Anggi selalui dipenuhi dengan petualangan: hampir setiap bulan Alysa‘menjebak’ teman kuliahnya entah itu pria atau wanita. Mungkin dalam kesempatan lain, Alysa dapat membagi kisah petualangannya disini.
========================================================================
Apakah anda sudah memiliki user ID untuk bermain Poker ? Jika belum segera hubungi Customer Service Online kami di WWW.AGENPOKER.BIZ dan Customer Service 24 jam kami akan melayani anda dengan ramah mengenai proses registrasi dan deposit.
Agenpoker.Biz Merupakan Solusi Judi Poker Online Terbaik Dalam Permainan Poker
Tidak ada komentar: